Kamis, 10 Mei 2012

PARTISIPASI POLITIK



 Definisi Partisipasi Politik
Adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik 
Partsipasi Politik di Negara Demokrasi

Piramida Partisipasi Politik I(Milbrath dan Goel)
Terbagi menjadi tiga karakter
1.      Pemain(Gladiators) : 5-7% populasi termasuk dalam gladiators, yatu orang yang sangat aktif dalam politik
2.      Penonton(Spectators) : 60% populasi aktif secara minimal, termasuk memakai hak pilihnya
3.      Apatis(Apathetics) : 33% orang tidak aktif sama sekali, termasuk tidak memakai hak pilihnya 


 Piramida Partisipasi Politik II(David F Roth dan Frank L. Wilson)
Terbagi menjadi empat karakter:
1.      Aktivis(Activists) : The deviant(termasuk pembunuh dengan maksud politik, pembajak, teroris) , pejabat/calon pejabat publik , Fungsionaris parpol
2.      Partisipan(Participants) : anggota partai secara aktif, orang yang bekerja untuk kampanye, orang yang terlibat dalam komunitas proyek
3.      Penonton(Onlookers) : orang yang menghadiri reli-reli politik, pemilih, orang yang terlibat dalam diskusi politik.
4.      Apolitis(Apoliticals) 


Partsipasi Politik di Negara Otoriter 
Presentase  partisipasi yang tinggi dalam pemilihan umum dianggap dapat memperkuat
keabsahan sebuah rezim di mata dunia. Karena itu, rezim otoriter selalu mengusahakan agar
presentase pemilih mencapai angka tinggi. Namun, negara-negara otoriter yang sudah mapan
menghadapi dilema bagaimana memperluas partisipasi tanpa kehilangan kontrol yang
dianggap mutlak diperlukan untuk tercapainya masyarakat yang didambakan. Jika kontrol
dikendorkan untuk meningkatkan partisipasi, maka ada bahaya bahwa akan timbul konflik
yang mengganggu stabilitas. 


Partsipasi Politik di Negara Berkembang 
Kebanyakan negara baru(berkembang) ingin cepat mengadakan pembangunan untuk
mengejar keterbelakangannya, karena dianggap bahwa berhasil-tidaknya pembangunan
banyak bergantung pada partisipasi rakyat. Ikut sertanya masyarakat akan membantu
penanganan masalah-masalah yang ditimbulkan oleh perbedaan-perbedaan etnis, budaya,
status sosial, ekonomi,agama, dan sebagainya,serta loyalitas kepada negara diharapkan
akaqn ditunjang pertumbuhannya melalui partisipasi politik. 

Partsipasi Politik Melalui New Social Movements(NSM) dan Kelompok-kelompok
kepentingan 
Dasar dari kelompok ini adalah “protes”. Mereka sangat kritis terhadap cara-cara berpolitik
dari para politisi dan pejabat, dan merasa terasingkan dari masyarakat. Mereka menginginkan
desentralisasi dari kekuasaan negara, desentralisasi pemerintah, partisipasi dalam peningkatan
swadaya masyarakat, terutama masyarakat lokal 




 Beberapa Jenis kelompok 

 Kelompok Anomi 
Kelompok ini tidak mempunyai organisasi, tetapi individu-individu yang terlibat memiliki rasa
ketidakpuasan yang sama.

Kelompok Nonasosiasional 
Anggota-anggotanya merasa punya hubungan batin kuat karena mempunyai hubungan
ekonomi, masa konsumen, kelompok etnis, dan kedaerahan 

Kelompok Institusional 
Kelompok formal yang bekerjasama secara erat dengan pemerintahan seperti birokrasi dan
kelompok militer. 

Kelompok Asosiasional 
Terdiri atas serikat buruh, kamar dagang, asosiasi etnis dan agama. Organisasi ini memiliki
tujuan yang eksplisit, mempunyai organisasi yang baik dan staf bekerja penuh waktu.


Lembaga Swadaya masyarakat(LSM) di Indonesia 
LSM di Indonesia dibagi dalam 5 kelompok paradigma:
1.      kesejahteraan
2.      modernisasi
3.      reformasi
4.      liberasi atau pembebasan 
5.   transformasi

 sumber: Budiardjo,Miriam.2008.dasar-Dasar Ilmu Politik.Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar